Ordo Putih Qabala Menginfiltrasi "Illuminati"
Nama "Illuminati" berasal dari nama yang diberikan oleh para rahib Gereja
Nicene Awal kepada mereka yang berserah diri untuk dibaptis menjadi
Kristen. Mereka disebut "illuminati", yang artinya "mereka yang menerima
cahaya" atau "pencerahan", dengan asumsi bahwa mereka telah menerima petunjuk
tatkala dibaptis ke dalam iman Katolik; mereka telah menerima karunia
"cahaya" dalam artian "pencerahan nurani".
Sebuah sekte mistik gereja Katolik dengan nama "Illuminati" pada awal abad
ke-16 berhasil disusupi oleh anasir Qabala yang tengah dikejar-kejar oleh
Gereja di masa Inkuisisi Spanyol. Sekte Katolik yang tersusupi ini kemudian
muncul di Perancis dengan nama 'Guerinets' antara periode 1623 sampai 1635.
Di Spanyol dan Italia pada abad ke-15 dan ke-16, sekte ini muncul dengan
nama lain, "Alumbrado", yang diartikan bahwa seseorang telah mampu
melakukan komunikasi langsung dengan Roh Kudus, sehingga mereka (orang-orang
Qabalis itu) tidak lagi perlu melakukan ritus gereja Katolik. Namun
kepercayaan ini oleh Gereja Katolik dianggap sebagai bid’ah, dan mereka
tetap menjadi sasaran perburuan Inkuisisi.
Selama kurang lebih seabad lamanya gerak-gerik kaum 'Illuminati' Yahudi tidak terdengar.
Mereka bergerak di bawah tanah. Tetapi pada tahun 1171 nama "Illuminati" muncul kembali
pada sebuah organisasi yang didirikan Adam Weishaupt di Ingolstadt, Bavaria.
Lalu Siapa sebenamya Adam Weishaupt?
Adam Weishaupt
Tokoh ini dikenal dengan banyak nama panggilan. Pendeta Abbe Barruel
menyebutnya, "iblis yang menjelma dalam diri manusia". Thomas Jefferson
(dia sendiri seorang 'Freemason') menyebutnya "seorang filantropis yang
tidak membahayakan". Prof. John Robinson, guru-besar filsafat murni dari
University of
"konspirator yang paling cerdas yang pernah ada". Siapa sesungguhnya orang
yang menyebut dirinya dengan nama samaran yang sederhana, "Broeder
Spartacus" itu ?
Adam Weishaupt lahir pada tanggal 6 Februari 1748 di Ingolstadt, kerajaan
agama Yahudi Orthodoks beralih memeluk agama Katolik Roma. Yang semestinya
ia bersekolah di 'yeshiva' (madrasah Yahudi), Adam kecil disekolahkan oleh
orang-tuanya ke sekolah-dasar Katolik, dan kemudian ke hochschule (sekolah
menengah umum) yang dikelola oleh ordo Jesuit.
Sebagai warga Bavaria, Adam mempelajari bahasa Czech dan Itali, dan di
sekolah dengan cepat ia menguasai bahasa Latin dan Yunani, dan dengan
bantuan ayahnya, menguasai bahasa Ibrani. Dengan kecerdasannya yang tajam
dan penguasaannya pada berbagai bahasa, para pendeta Jesuit pengasuhnya
berharap ia akan menjadi seorang missionaris yang sangat cocok untuk
bekerja di seberang lautan, terutama di Amerika Latin, atau di
Adam Weishaupt memberontak terhadap disiplin yang berlaku di lingkungan
Ordo Jesuit. Ia melawan tekanan mereka dan merasa lebih baik menjadi
profesor di bidang hukum gereja di Universitaet
Kira-kira pada tahun 1768 Adam Weishaupt mulai "membangun sebuah perpustakaan yang besar dengan maksud untuk membentuk suatu akademi ilmu pengetahuan dan sebagai tempat berhimpunnya para cendekiawan". Ia
mempelajari hampir setiap manuskrip kuno Qabala dan buku-pegangan apa pun
yang ada kaitannya dengan ajaran tersebut. Adam Weishaupt sejak itu mulai
tertarik pada okultisme, dan terobsesi bukan hanya oleh ajarannya tetapi
sampai kepada lambang Qabala, yaitu sebuah piramida besar dengan sebiji mata yang menyala.
Pada 1771 Adam Weishaupt memutuskan untuk membentuk sebuah masyarakat rahasia,
sesuai missi 'Ordo Qabala Putih' kuno, yang bertujuan untuk
"mengubah" arah peradaban
ummat manusia. Untuk merancang rencananya Adam
Weishaupt memerlukan waktu 5 tahun,
sambil menghimpun keterangan dari
berbagai sumber okultisme yang ditemukannya.
Untuk ordo rahasia yang
didirikannya diberinya nama, "Perfectibilisen", yang diambilnya dari
kaum
Cathar, cabang agama Qabala yang berkembang di Eropa selama 400 tahun.
Gerakan kaum Cathar, yang disebut juga sebagai "kaum yang sempurna", dihancurkan
oleh Paus Innocentius III di medan pertempuran. Lambang Gerakan Illuminati Albigensia pada awal
abad ke-13. Adam Weishaupt membangun ordonya dalam bentuk struktur sebuah Piramida,
sesuai
hirarki organisasi Qabala.
"Para anggotanya harus bersumpah taat kepada para atasan, yang dibagi ke
dalam tiga klas utama : pertama adalah para novis, minerval, dan
illuminati junior". Pada klas kedua, terdiri dari "para ksatria", sedang
klas yang ketiga, atau klas rahasia, "terdiri dari dua tingkat, pendeta dan
regent, serta 'magus' dan raja, atau 'Illuminatus Rex". Kaum "Illuminati"
diharuskan senantiasa tutup-mulut. "Setiap anggota diwajibkan menyerahkan
janji tertulis tidak akan mengungkapkan apa pun tentang organisasi rahasia
ini kepada siapa pun; bersumpah tidak kenaI siapa atasannya, dan asal-usul
dari organisasinya, tetapi ia yakin bahwa ordo ini telah ada jauh di masa
silam". Anggotanya lebih lanjut bersumpah, "untuk tutup-mulut, serta taat
dan setia selama-lamanya; setiap bulan ia wajib mengirimkan suatu laporan
kepada atasannya yang tidak dikenalnya ".
Adam Weishaupt merasa masyarakat hanya akan bisa "diselamatkan" dengan
perombakan total. Dalam kata lain, ia adalah utopis pertama yang berpikir
dalam skala global, dan mengimpikan saat ketika kelompoknya akan berhasil
mewujudkan 'Novus Ordo Seclorum' (Tatanan Dunia Baru). Ordo "Illuminati" dari
Adam Weishaupt mempunyai lima tujuan akhir mengikuti sumpah kaum Qabalis
kuno,
1.menumbangkan kerajaan-kerajaan
2.menghapuskan pemilikan pribadi dan warisan
3.menghilangkan kecintaan kepada tanah-air
4.meniadakan kehidupan keluarga dan lembaga perkawinan, dan pembentukan
pendidikan yang bersifat komunal bagi anak-anak
5.menghapuskan semua agama yang ada.
Dengan menghimpun orang-orang "yang terbaik dan paling cerdas" se-Eropa, sebagian
besarnya adalah para cendekiawan Yahudi, Adam Weishaupt yakin sekali ordo yang didirikannya
akan mampu mencapai tujuannya. Setiap anggota
diaspirasikan untuk menjadi penguasa.
"Kami", katanya, "merasa memiliki
persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi penguasa".
Tentu saja pernyataan
itu menjadi godaan yang menarik baik bagi orang yang baik maupun yang
mursal.
Ordo itu berkembang dengan cepat. Ia juga mendorong para pengikutnya tidak mundur
dalam menjalankan kekerasan atau tindakan kriminal dalam mencapai tujuan-tujuan "Illuminati",
dengan menulis, “Dosa hanyalah bila hal itu
menimbulkan penderitaan, tetapi bila keuntungan
yang diperoleh lebih besar
daripada mudaratnya, maka hal itu menjadi suatu kebajikan".
Rekrutmen berlangsung dalam tempo cepat. Adam Weishaupt menghimpun banyak
pembantunya yang cakap untuk perjuangannya. Antara lain Baron Xavier von Zwack, yang
melakukan lobbi untuk memperluas jaringan Ordo itu di Jerman dan inggris, juga dengan bantuan
William Petty, Earl dari Shelburne yang ke-2, dan Baron Adolf von Knigge, yang berhasil
menghubungkan organisasi "Illuminati"
dengan gerakan “Freemasonry" pada Kongres di
Whilhelmsbad pada tahun 1782.
Sejak 1782 gerakan "Illuminati" menyebar dari Denmark sampai ke Portugal, bahkan lebih
jauh lagi. Orang-orang inggris yang ter-illuminasi bergabung
dengan orang-orang Amerika
membangun Loji Columbia di kota New York pada
tahun yang sama. Seorang bangsawan muda
Rusia, Alexander Radischev,
bergabung di Leipzieg, dan menyebarkan doktrinnya ke kampung
halamannya di
St. Petersburg. Di Lisabon seorang penyair bernama Claudio Manuel da Costa
menjadi anggota, dan ketika hijrah ke Brazil ia mendirikan sebuah cabang
dengan dibantu dua orang dokter dari Ouro Preto, Domingos Vidal Barbarosa
dan Jose Alvares Maciel. Pada tahun 1788 trio ini melancarkan pemberontakan
"Illuminati" yang pertama, "Inconfidencia Mineira", tetapi pemberontakan
itu ditumpas ketika baru saja berputik oleh raja muda Marquis de Barbacena.
Sementara itu di Jerman, Adam Weishaupt menyadari kehidupan sebagai
Illuminatus Rex tidaklah seindah seperti yang dibayangkannya. Gundiknya
yang kemudian bunting, menuntut atau membayar kompensasi dengan uang
pesangon yang cukup besar, atau mengawininya. Adam Weishaupt menolak, dan
wanita itu mengancam akan membuka skandal itu ke hadapan publik.
Baron von Knigge yang merasa berjasa meningkatkan cira "Illuminati" melalui persekutuan
dengan "Freemasonry" menuntut bahwa seharusnya ia diberikan penghargaan yang sepatutnya,
yaitu menjadi ketua-bersama pada ordo
tersebut. Adam Weishaupt menolak dan sikapnya ini
menyebabkan timbulnya
permusuhan antara kedua tokoh tersebut pada tahun 1784. Untuk
menambah keadaan yang
telah makin buruk, para penulis "Illuminati", Johann Herder dan Johann
G.Fichte, mulai memukul genderang untuk persatuan Jerman. Seruan mereka untuk "Ein Yolk und
ein Reich" benar-benar bertolak-belakang dengan rencana Adam Weishaupt yang bercita-cita
menghapuskan nasionalisme. Meski Adam Weishaupt seorang cendekiawan yang cemerlang, ia
sama sekali tidak memiliki kepemimpinan. Ia
keras kepala dan angkuh, tidak suka mendengarkan
nasihat para bawahannya.
Watak itu membuat banyak anggota "Illuminati" rendahan yang tidak senang, seperti
Joseph Utschneider, dan mereka yang tidak senang itu menunggu saat
yang tepat untuk
memuaskan
dendam mereka. Saatnya tidaklah terlalu lama.
Seorang kurir "Illuminati" di tengah perjalanannya mati disambar petir.
Ketika polisi Bavaria memeriksa mayatnya, mereka menemukan pesan bersandi
dari Adam Weishaupt yang dijahit di antara lipatan bajunya. Mereka
menemukan di dalam lipatan yang dijahit itu apa yang kemudian dikenal
sebagai 'The Protocols of the Elders of Zion ' ('Protokol dari para
Pinisepuh Zion') yang menghebohkan.
Apa yang dinamakan 'Protokol' itu merupakan sebuah dokumen yang memuat sebuah
agenda besar dengan tujuan utama untuk penguasaan dunia oleh kaum Zionis. Pada saat yang
kritik inilah Utschneider dan ketiga orang
sahabatnya tampil dan melaporkan kepada penguasa
Bavaria segala hal tentang
"Illumninati". Akibatnya raja Bavaria memberangus ordo itu pada bulan
Agustus 1784.
Adam Weishaupt akhirnya memang dipecat dari jabatannya sebagai profesor di
Universitaet Ingolstadt dan dikenakan tuduhan mulai dari pengkhianatan
sampai dengan
homoseksual. Ia melarikan diri ke Regensburg. Ketika ia
menghadapi masyarakat yang bersikap
sama bermusuhannya seperti di tempat
asalnya, ia meneruskan ke Gotha, dimana ia diberi
perlindungan oleh Duke
Ernst II, Seorang kawannya, Dr. Schwartz, mengangkut koleksi buku-buku
Cathar, Qabala, dan berbagai ragam buku tentang okultisme milik Adam
Weishaupt ke atas sebuah gerobak sapi dan menggiringnya ke Moskow.
“Konspirator yang paling cerdas yang pernah hidup" itu menjalani sisa masa
hidupnya di Gotha. Ia terlibat dalam kejahatan lain, yaitu Revolusi
Perancis bersama dengan rekan korespondennya Jean-Baptiste Willermoz,
seorang Illuminatus dari Lyons. Dan dalam sisa umurnya ia masih sempat
memberikan ilham kepada generasi baru “Illuminati" yang berlindung di bawah
mantel "Freemasonry", seperti ,antara lain tokoh anarchies Cloots, Francois
Babeuf, dan Filippo Buonarotti.
Adam Weishaupt meninggal pada tanggal 18 Nopember 1830 di Gotha. Bahkan dalam
matinya ia tetap menjadi seorang tokoh yang penuh kontroversi.
Encyclopaedia Catholica Roma
tahun 1910 menyatakan Adam Weishaupt telah
bertaubat ketika saat sakarat dan melakukan
rekonsiliasi dengan Gereja.
Tetapi penulis riwayat hidupnya, Gary Allen mengklaim, bahwa Adam
Weishaupt
sebelum meninggalnya tengah menulis sebuah esei tentang seni sihir berjudul
'Two Fragments on a Ritual' (Ritual Dua Fragmen), ketika tiba-tiba ia
lunglai dan meninggal.
Lebih dari seabad kemudian dalam Kongres Zionis Intemasional ke-1 yang
berlangsung pada tanggal 29-31 Agustus 1897 di Bazel, Switzerland, dokumen
rahasia 'the Protocols', disyahkan oleh kongres sebagai acuan utama gerakan
Zionis. Tentang hal itu John Robinson pada tahun 1789 menulis sebuah buku
berjudul 'Proof of a Conspiracy to Destroy All Governments and Religions'
('Bukti Adanya Persekongkolan untuk Menghancurkan Semua Pemerintahan dan
Agama'), telah memperingatkan masyarakat dunia mengenai agenda kaum Zionis
terhadap bangsa-bangsa dan agama-agama di dunia.
Para peneliti "Illuminati" meyakini bahwa salah satu konspirasi
"Illuminati" untuk menghancurkan Gereja Katolik Roma ialah upaya kaum
Qabalis membina paham rasionalisme, yang kemudian melahirkan gerakan
"Reformasi Gereja" di Jerman di bawah pendeta Martin Luther, yang berujung
dengan berdirinya gereja Protestan. Para "cendekiawan terpilih", atau kaum
"Illuminati", menurut keyakinan Adam Weishaupt, kelak akan mampu
mengambil-alih kepemimpinan dunia dan dengan itu akan mampu melaksanakan
program-program mereka2.
(Bersambung....)