Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Assalammualaikum, my name is Dani, my full name is Raden Dani Januardi Apandi. I was born in Jakarta on 27 January 1989. My education started in kindergarten Muslimat Islam, and continue in the elementary school of 010 morning, then go to Junior High School 169 of Jakarta, after I pass on to National High School 94 Jakarta, and now I continue with the Study in the Trisakti University in the Faculty of Technology Industrial Information Systems department. I was a young man who is searching for identity, learn and always try to improve. I have experience in the organization ROHIS, and this made me become a young man interested deepen religious islam. ROHIS in addition, I also served as head of OSIS National High School 94 Jakarta Barat, and I now active in the Campus Organization Dakwah SKI Salahuddin FTI USAKTI. Some of the capabilities that I can learn from my results so far are: I am able to speak in public, I take a computer program Visual Basic, Dreamweaver, and MS Ofice. My Hoby is playing football, futsal, listen to music and reading books.

Senin, 24 Januari 2011

Rahasia Yahudi Zionis (Bag. 3)

Ordo Putih Qabala Menginfiltrasi "Illuminati"


Nama "Illuminati" berasal dari nama yang diberikan oleh para rahib Gereja

Nicene Awal kepada mereka yang berserah diri untuk dibaptis menjadi

Kristen. Mereka disebut "illuminati", yang artinya "mereka yang menerima

cahaya" atau "pencerahan", dengan asumsi bahwa mereka telah menerima petunjuk

tatkala dibaptis ke dalam iman Katolik; mereka telah menerima karunia

"cahaya" dalam artian "pencerahan nurani".

Sebuah sekte mistik gereja Katolik dengan nama "Illuminati" pada awal abad

ke-16 berhasil disusupi oleh anasir Qabala yang tengah dikejar-kejar oleh

Gereja di masa Inkuisisi Spanyol. Sekte Katolik yang tersusupi ini kemudian

muncul di Perancis dengan nama 'Guerinets' antara periode 1623 sampai 1635.

Di Spanyol dan Italia pada abad ke-15 dan ke-16, sekte ini muncul dengan

nama lain, "Alumbrado", yang diartikan bahwa seseorang telah mampu

melakukan komunikasi langsung dengan Roh Kudus, sehingga mereka (orang-orang

Qabalis itu) tidak lagi perlu melakukan ritus gereja Katolik. Namun

kepercayaan ini oleh Gereja Katolik dianggap sebagai bid’ah, dan mereka

tetap menjadi sasaran perburuan Inkuisisi.

Selama kurang lebih seabad lamanya gerak-gerik kaum 'Illuminati' Yahudi tidak terdengar.

Mereka bergerak di bawah tanah. Tetapi pada tahun 1171 nama "Illuminati" muncul kembali

pada sebuah organisasi yang didirikan Adam Weishaupt di Ingolstadt, Bavaria.

Lalu Siapa sebenamya Adam Weishaupt?


Adam Weishaupt

Tokoh ini dikenal dengan banyak nama panggilan. Pendeta Abbe Barruel

menyebutnya, "iblis yang menjelma dalam diri manusia". Thomas Jefferson

(dia sendiri seorang 'Freemason') menyebutnya "seorang filantropis yang

tidak membahayakan". Prof. John Robinson, guru-besar filsafat murni dari

University of Edinburgh, peneliti gerakan "Illuminati", menyebutnya

"konspirator yang paling cerdas yang pernah ada". Siapa sesungguhnya orang

yang menyebut dirinya dengan nama samaran yang sederhana, "Broeder

Spartacus" itu ?

Adam Weishaupt lahir pada tanggal 6 Februari 1748 di Ingolstadt, kerajaan

Bavaria, Jerman. Ketika ia masih bayi orang-tuanya yang tadinya memeluk

agama Yahudi Orthodoks beralih memeluk agama Katolik Roma. Yang semestinya

ia bersekolah di 'yeshiva' (madrasah Yahudi), Adam kecil disekolahkan oleh

orang-tuanya ke sekolah-dasar Katolik, dan kemudian ke hochschule (sekolah

menengah umum) yang dikelola oleh ordo Jesuit.

Sebagai warga Bavaria, Adam mempelajari bahasa Czech dan Itali, dan di

sekolah dengan cepat ia menguasai bahasa Latin dan Yunani, dan dengan

bantuan ayahnya, menguasai bahasa Ibrani. Dengan kecerdasannya yang tajam

dan penguasaannya pada berbagai bahasa, para pendeta Jesuit pengasuhnya

berharap ia akan menjadi seorang missionaris yang sangat cocok untuk

bekerja di seberang lautan, terutama di Amerika Latin, atau di Asia. Tetapi

Adam Weishaupt memberontak terhadap disiplin yang berlaku di lingkungan

Ordo Jesuit. Ia melawan tekanan mereka dan merasa lebih baik menjadi

profesor di bidang hukum gereja di Universitaet Ingolstadt.

Kira-kira pada tahun 1768 Adam Weishaupt mulai "membangun sebuah perpustakaan yang besar dengan maksud untuk membentuk suatu akademi ilmu pengetahuan dan sebagai tempat berhimpunnya para cendekiawan". Ia

mempelajari hampir setiap manuskrip kuno Qabala dan buku-pegangan apa pun

yang ada kaitannya dengan ajaran tersebut. Adam Weishaupt sejak itu mulai

tertarik pada okultisme, dan terobsesi bukan hanya oleh ajarannya tetapi

sampai kepada lambang Qabala, yaitu sebuah piramida besar dengan sebiji mata yang menyala.

Pada 1771 Adam Weishaupt memutuskan untuk membentuk sebuah masyarakat rahasia,

sesuai missi 'Ordo Qabala Putih' kuno, yang bertujuan untuk

"mengubah" arah peradaban

ummat manusia. Untuk merancang rencananya Adam

Weishaupt memerlukan waktu 5 tahun,

sambil menghimpun keterangan dari

berbagai sumber okultisme yang ditemukannya.

Untuk ordo rahasia yang

didirikannya diberinya nama, "Perfectibilisen", yang diambilnya dari

kaum

Cathar, cabang agama Qabala yang berkembang di Eropa selama 400 tahun.

Gerakan kaum Cathar, yang disebut juga sebagai "kaum yang sempurna", dihancurkan

oleh Paus Innocentius III di medan pertempuran. Lambang Gerakan Illuminati Albigensia pada awal

abad ke-13. Adam Weishaupt membangun ordonya dalam bentuk struktur sebuah Piramida,

sesuai

hirarki organisasi Qabala.

"Para anggotanya harus bersumpah taat kepada para atasan, yang dibagi ke

dalam tiga klas utama : pertama adalah para novis, minerval, dan

illuminati junior". Pada klas kedua, terdiri dari "para ksatria", sedang

klas yang ketiga, atau klas rahasia, "terdiri dari dua tingkat, pendeta dan

regent, serta 'magus' dan raja, atau 'Illuminatus Rex". Kaum "Illuminati"

diharuskan senantiasa tutup-mulut. "Setiap anggota diwajibkan menyerahkan

janji tertulis tidak akan mengungkapkan apa pun tentang organisasi rahasia

ini kepada siapa pun; bersumpah tidak kenaI siapa atasannya, dan asal-usul

dari organisasinya, tetapi ia yakin bahwa ordo ini telah ada jauh di masa

silam". Anggotanya lebih lanjut bersumpah, "untuk tutup-mulut, serta taat

dan setia selama-lamanya; setiap bulan ia wajib mengirimkan suatu laporan

kepada atasannya yang tidak dikenalnya ".

Adam Weishaupt merasa masyarakat hanya akan bisa "diselamatkan" dengan

perombakan total. Dalam kata lain, ia adalah utopis pertama yang berpikir

dalam skala global, dan mengimpikan saat ketika kelompoknya akan berhasil

mewujudkan 'Novus Ordo Seclorum' (Tatanan Dunia Baru). Ordo "Illuminati" dari

Adam Weishaupt mempunyai lima tujuan akhir mengikuti sumpah kaum Qabalis

kuno,


1.menumbangkan kerajaan-kerajaan

2.menghapuskan pemilikan pribadi dan warisan

3.menghilangkan kecintaan kepada tanah-air

4.meniadakan kehidupan keluarga dan lembaga perkawinan, dan pembentukan

pendidikan yang bersifat komunal bagi anak-anak

5.menghapuskan semua agama yang ada.


Dengan menghimpun orang-orang "yang terbaik dan paling cerdas" se-Eropa, sebagian

besarnya adalah para cendekiawan Yahudi, Adam Weishaupt yakin sekali ordo yang didirikannya

akan mampu mencapai tujuannya. Setiap anggota

diaspirasikan untuk menjadi penguasa.

"Kami", katanya, "merasa memiliki

persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi penguasa".

Tentu saja pernyataan

itu menjadi godaan yang menarik baik bagi orang yang baik maupun yang

mursal.

Ordo itu berkembang dengan cepat. Ia juga mendorong para pengikutnya tidak mundur

dalam menjalankan kekerasan atau tindakan kriminal dalam mencapai tujuan-tujuan "Illuminati",

dengan menulis, “Dosa hanyalah bila hal itu

menimbulkan penderitaan, tetapi bila keuntungan

yang diperoleh lebih besar

daripada mudaratnya, maka hal itu menjadi suatu kebajikan".

Rekrutmen berlangsung dalam tempo cepat. Adam Weishaupt menghimpun banyak

pembantunya yang cakap untuk perjuangannya. Antara lain Baron Xavier von Zwack, yang

melakukan lobbi untuk memperluas jaringan Ordo itu di Jerman dan inggris, juga dengan bantuan

William Petty, Earl dari Shelburne yang ke-2, dan Baron Adolf von Knigge, yang berhasil

menghubungkan organisasi "Illuminati"

dengan gerakan “Freemasonry" pada Kongres di

Whilhelmsbad pada tahun 1782.

Sejak 1782 gerakan "Illuminati" menyebar dari Denmark sampai ke Portugal, bahkan lebih

jauh lagi. Orang-orang inggris yang ter-illuminasi bergabung

dengan orang-orang Amerika

membangun Loji Columbia di kota New York pada

tahun yang sama. Seorang bangsawan muda

Rusia, Alexander Radischev,

bergabung di Leipzieg, dan menyebarkan doktrinnya ke kampung

halamannya di

St. Petersburg. Di Lisabon seorang penyair bernama Claudio Manuel da Costa

menjadi anggota, dan ketika hijrah ke Brazil ia mendirikan sebuah cabang

dengan dibantu dua orang dokter dari Ouro Preto, Domingos Vidal Barbarosa

dan Jose Alvares Maciel. Pada tahun 1788 trio ini melancarkan pemberontakan

"Illuminati" yang pertama, "Inconfidencia Mineira", tetapi pemberontakan

itu ditumpas ketika baru saja berputik oleh raja muda Marquis de Barbacena.

Sementara itu di Jerman, Adam Weishaupt menyadari kehidupan sebagai

Illuminatus Rex tidaklah seindah seperti yang dibayangkannya. Gundiknya

yang kemudian bunting, menuntut atau membayar kompensasi dengan uang

pesangon yang cukup besar, atau mengawininya. Adam Weishaupt menolak, dan

wanita itu mengancam akan membuka skandal itu ke hadapan publik.

Baron von Knigge yang merasa berjasa meningkatkan cira "Illuminati" melalui persekutuan

dengan "Freemasonry" menuntut bahwa seharusnya ia diberikan penghargaan yang sepatutnya,

yaitu menjadi ketua-bersama pada ordo

tersebut. Adam Weishaupt menolak dan sikapnya ini

menyebabkan timbulnya

permusuhan antara kedua tokoh tersebut pada tahun 1784. Untuk

menambah keadaan yang

telah makin buruk, para penulis "Illuminati", Johann Herder dan Johann

G.Fichte, mulai memukul genderang untuk persatuan Jerman. Seruan mereka untuk "Ein Yolk und

ein Reich" benar-benar bertolak-belakang dengan rencana Adam Weishaupt yang bercita-cita

menghapuskan nasionalisme. Meski Adam Weishaupt seorang cendekiawan yang cemerlang, ia

sama sekali tidak memiliki kepemimpinan. Ia

keras kepala dan angkuh, tidak suka mendengarkan

nasihat para bawahannya.

Watak itu membuat banyak anggota "Illuminati" rendahan yang tidak senang, seperti

Joseph Utschneider, dan mereka yang tidak senang itu menunggu saat

yang tepat untuk

memuaskan

dendam mereka. Saatnya tidaklah terlalu lama.

Seorang kurir "Illuminati" di tengah perjalanannya mati disambar petir.

Ketika polisi Bavaria memeriksa mayatnya, mereka menemukan pesan bersandi

dari Adam Weishaupt yang dijahit di antara lipatan bajunya. Mereka

menemukan di dalam lipatan yang dijahit itu apa yang kemudian dikenal

sebagai 'The Protocols of the Elders of Zion ' ('Protokol dari para

Pinisepuh Zion') yang menghebohkan.

Apa yang dinamakan 'Protokol' itu merupakan sebuah dokumen yang memuat sebuah

agenda besar dengan tujuan utama untuk penguasaan dunia oleh kaum Zionis. Pada saat yang

kritik inilah Utschneider dan ketiga orang

sahabatnya tampil dan melaporkan kepada penguasa

Bavaria segala hal tentang

"Illumninati". Akibatnya raja Bavaria memberangus ordo itu pada bulan

Agustus 1784.

Adam Weishaupt akhirnya memang dipecat dari jabatannya sebagai profesor di

Universitaet Ingolstadt dan dikenakan tuduhan mulai dari pengkhianatan

sampai dengan

homoseksual. Ia melarikan diri ke Regensburg. Ketika ia

menghadapi masyarakat yang bersikap

sama bermusuhannya seperti di tempat

asalnya, ia meneruskan ke Gotha, dimana ia diberi

perlindungan oleh Duke

Ernst II, Seorang kawannya, Dr. Schwartz, mengangkut koleksi buku-buku

Cathar, Qabala, dan berbagai ragam buku tentang okultisme milik Adam

Weishaupt ke atas sebuah gerobak sapi dan menggiringnya ke Moskow.

“Konspirator yang paling cerdas yang pernah hidup" itu menjalani sisa masa

hidupnya di Gotha. Ia terlibat dalam kejahatan lain, yaitu Revolusi

Perancis bersama dengan rekan korespondennya Jean-Baptiste Willermoz,

seorang Illuminatus dari Lyons. Dan dalam sisa umurnya ia masih sempat

memberikan ilham kepada generasi baru “Illuminati" yang berlindung di bawah

mantel "Freemasonry", seperti ,antara lain tokoh anarchies Cloots, Francois

Babeuf, dan Filippo Buonarotti.

Adam Weishaupt meninggal pada tanggal 18 Nopember 1830 di Gotha. Bahkan dalam

matinya ia tetap menjadi seorang tokoh yang penuh kontroversi.

Encyclopaedia Catholica Roma

tahun 1910 menyatakan Adam Weishaupt telah

bertaubat ketika saat sakarat dan melakukan

rekonsiliasi dengan Gereja.

Tetapi penulis riwayat hidupnya, Gary Allen mengklaim, bahwa Adam

Weishaupt

sebelum meninggalnya tengah menulis sebuah esei tentang seni sihir berjudul

'Two Fragments on a Ritual' (Ritual Dua Fragmen), ketika tiba-tiba ia

lunglai dan meninggal.

Lebih dari seabad kemudian dalam Kongres Zionis Intemasional ke-1 yang

berlangsung pada tanggal 29-31 Agustus 1897 di Bazel, Switzerland, dokumen

rahasia 'the Protocols', disyahkan oleh kongres sebagai acuan utama gerakan

Zionis. Tentang hal itu John Robinson pada tahun 1789 menulis sebuah buku

berjudul 'Proof of a Conspiracy to Destroy All Governments and Religions'

('Bukti Adanya Persekongkolan untuk Menghancurkan Semua Pemerintahan dan

Agama'), telah memperingatkan masyarakat dunia mengenai agenda kaum Zionis

terhadap bangsa-bangsa dan agama-agama di dunia.

Para peneliti "Illuminati" meyakini bahwa salah satu konspirasi

"Illuminati" untuk menghancurkan Gereja Katolik Roma ialah upaya kaum

Qabalis membina paham rasionalisme, yang kemudian melahirkan gerakan

"Reformasi Gereja" di Jerman di bawah pendeta Martin Luther, yang berujung

dengan berdirinya gereja Protestan. Para "cendekiawan terpilih", atau kaum

"Illuminati", menurut keyakinan Adam Weishaupt, kelak akan mampu

mengambil-alih kepemimpinan dunia dan dengan itu akan mampu melaksanakan

program-program mereka2.

(Bersambung....)